Banyak orang yang bertanya, website saya kuat untuk berapa visitor, berapa kapasitas maksimum pengunjung yang bisa masuk ke website saya per hari? Karena sering kali untuk website pemula bahkan website yang lama sekalipun, ketika visitor mulai naik dan populer, hosting atau VPS nya sudah tidak kuat lagi, sehingga website menjadi lambat dan bahkan hang/error ketika visitor mulai membludak dari yang biasanya.
Tidak terlalu sulit untuk mengetahui kekuatan website dan hosting/VPS yang kita pakai, tetapi yang lebih sulit adalah untuk mengetahui faktor apa yang perlu kita perbaiki atau apa yang harus kita lakukan untuk meningkatkan ketahanan sebuah website.
Faktor yang mempengaruhi kapasitas hosting/VPS
Ada banyak sekali faktor yang bisa mempengaruhi, seberapa kuat kapasitas hosting sebuah website, diantaranya:
- Hosting/VPS
Hosting merupakan faktor utama, karena hosting atau VPS adalah sebagai server atau komputer yang memproses semua request, data masuk dan keluar. Shared hosting lebih rawan untuk mengalami kegagalan, karena komputernya dishare alias dibagi, jadi kekuatan sebuah komputer dibagi ke semua website yang ada di server tersebut. Walaupun pemakaian website kita normal, tetapi jika website tetangga menyedot banyak resources dan bandwith, maka yang seharusnya menjadi jatah kita akan berkurang, karena harus berbagi. Tentu saja shared hosting mempunyai pembatasan-pembatasan agar tidak ada satu website atau akun yang menyedot resources terlalu berlebihan. Kombinasi RAM , CPU, HDD VPS yang sesuai kebutuhan website perlu diketahui dan dipertimbangkan.
VPS bisa memberikan performa yang lebih terjamin (belum tentu juga lebih bagus). Pada spesifikasi yang sama, pada VPS kita harusnya bisa mendapatkan performa yang lebih bagus. Karena pembagian resources lebih tertutup dan lebih privasi. Baca: shared vs dedicated hosting/VPS. - Jenis website
Jenis website, tampilan dan halaman yang ada pastinya juga berpengaruh. Website streaming, download perlu memiliki bandwith yang tinggi, karena pengunjung pasti akan lebih banyak menyedot transfer data. Sedangkan web atau blog dengan banyak postingan mungkin lebih memerlukan server yang cepat untuk memproses database. Pemakaian gambar HD, banyaknya foto yang ditampilkan juga akan memberatkan website, sehingga server akan sedikit lambat ketika harus melayani banyak pengunjung. - Web Server
Jenis web server seperti Litespeed, Nginx, dan Apache mempunyai performa yang berbeda, semuanya memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Bukan hanya karena jenisnya, tetapi juga tergantung bagaimana kita atau hosting membuat setup untuk webserver tersebut.
- Plugin & theme
Untuk WordPress yang sangat mudah untuk dikustom tampilan dan fiturnya, menginstall plugin dan theme memang sangat mudah membantu, tetapi juga bisa menjadi bumerang untuk performance. Kemampuan kapasitas hosting/VPS akan berkurang jika kita memakai plugin atau theme yang berat dan bloat. Woocommerce untuk toko online akan menambah beban kerja website, karena membutuhkan tambahan script, database, dan proses data yang lebih banyak. Tidak harus memakai theme super ringan dan mengurangi plugin, tetapi sesuaikan hosting untuk theme dan plugin yang berat agar pengolahan dan proses data bisa dilakukan lebih cepat, dan bisa menghandle banyak request dari pengunjung yang masuk. - Cache
Cache adalah sebuah metode yang dapat mempercepat dan meringankan beban sebuah website. Ilustrasi mudahnya seperti ini, 4×5 = 20, kita semua tahu itu, tidak perlu menghitung lagi, karena angka itu sudah ada di memori kita.
Setiap pengunjung yang masuk ke website kita, akan melakukan permintaan untuk halaman mana yang dibuka, dan hal lainnya yang mungkin dia mau lihat atau lakukan di website kita. Semuanya membutuhkan proses data yang rumit dan membutuhkan waktu , dan perhitungan yang dilakukan oleh web server dan komputer server, ayng mungkin dilakukannya beratus atau beribu kali untuk permintaan yang sama. Cache menyimpan proses dan mengingatnya (bisa pada html, memory (RAM) atau hard disk/HDD). Sehingga ketika ada pengunjung yang datang, website bisa langsung merespon dan memberikan apa yang diminta oleh pengunjung itu, seperti ulistrasi di atas. - Optimisasi website
Optimisasi website adalah bagaimana kita melakukan tune/setting dan modifikasi pada server, webserver, plugin & theme yang kita pakai agar proses data bisa cepat dilakukan. Beribu cara bisa dilakukan, yang berbeda untuk satu website dengan website lainnya. Cara yang cukup efektif adalah dengan memakai Content Delivery Network, yang bisa membagi beban hosting, mengantarkan content karena memakai server yang lebih dekat. Pilihan CDN yang populer bagi para blogger seperti Bunny CDN, Cloudflare, yang harganya mudah bahkan gratis. - Ads
Iklan, ads, adsense pasti akan memberatkan sebuah website, dia harus diloading, dan karena untuk menampilkan iklan, website harus meminta kepada pihak ketiga (filenya bukan di server/website kita), sehingga performanya pun cukup tergantung dari pihak ketiga tersebut. - Waktu kunjungan
Ketika kita mengatakan sebuah website dikunjungi 10.000 ribu per hari, bisa saja yang datang 6000 salam satu jam, dan sisanya terbagi di 23 jam lainnya, yang membuat website lambat atau error di jam tersebut saja. Jadi yang lebih penting diketahui adalah seberapa kuat hosting/VPS kita bisa menangani visitor yang datang pada waktu yang bersamaan.
Mungkin masih banyak faktor lain, tetapi semua hal diatas membutuhkan proses dan waktu untuk ditampikan kepada pengunjung. Semakin banyak proses dan waktu, membuat komputer semakin sibuk, dan seperti menciptakan antrian untuk visitor yang datang. Semakin banyak yang datang semakin lambat proses atau loadingnya, dan bahkan sampai crash, error karena server tidak sanggup lagi untuk memprosesnya.
Bagaimana kita tahu kapasitas pengunjung untuk website, hosting atau VPS
Selain pengamatan langsung, kita juga bisa melakukan test atau simulasi yang akan memonitor batas dan performa website kita ketika diberikan sejumlah pengunjung. Test atau simulasi semcam ini kada dikatakan juga sebagai torture test atau stress test, atau test penyiksaan, karena kita akan memberikan beban berat dan melihat sampai dimana batas performa wesbite.
Cara simulasi visitor website
Untuk data yang lengkap dan fitur yang lebih banyak, simulator seperti ini biasanya berbayar. Salah satu test performa wesite yang gratis dan memberikan informasi yang cukup baik adalah loader.io yang saya pakai juga untuk test dan review VPS disini.
Selain loader.io kamu juga bisa melakukan stress test website di: Loadview (tersedia free trial), Load Ninja, LoadRunner, Gatling (gratis).
Beberapa shared hosting atau VPS provider akan membatasi resource jika memakai CPU terlalu tinggi untuk beberapa menit, jadi hati-hati jangan menyiksa server terlalu tinggi secara terus menerus atau terlalu lama.
Cara test kapastias website dengan loader.io
Daftar ke Loader.io
Masuk ke halaman pendaftaran gratis: https://loader.io/register/signup?plan=1 Daftarkan dengan email yang valid, nanti laporan test juga akan dikirim ke mail ini.
Target host
Tambahkan website yang akan menjadi target test atau simulasi kita. Bisa nama domain ataupun sub domain, tanpa http:// atau https://. Masukkan dengan www atau non-www, tergantung pada konfigurasi website kita, untuk menghindari redirect.
Verifikasi website
Hal ini perlu kita untuk untuk memastikan dan menghindari test untuk website yang bukan milik kita, jadi hanya pemilik atau admin dari website yang mempunyai full access yang bisa melakukan test ini.
Cara paling cepat adalah dengan verifikasi lewat http, download file yang diberikan, dan nantinya file ini akan kita upload pada website kita.
Untuk mengupload file, kita bisa lewat FTP, file manager, file explorer c-panel atau plugin wordpress seperti file manager. Upload file di root folder, ata di folder yang sama dengan folder-flder wp-admin, wp-content, dan lainnya.
Test VPS/Hosting
Setelah berhasil verifikasi, kita sudah bisa muali melakukan test, masuk lewat pilihan tab test di menu atas, lalu pilih + new test. Piliah test yang akan dilakukan.
– Clients per test: Visitor datang per satuan waktu. Kita tentukan berapa banyak visitor yang masuk dalam periode waktu tertentu. 6000 visitor dalam satu menit akan mensimulasikan 600 visitor per detik, visitor akan keluar setelah satu detik dan akan dinatikan 600 visitor lainnya per detik.
– Clients per second: Sama seperti test seperti di atas, tetapi kita mengatur langsung jumlah visitor yang datang per detik.
– Maintain client load: Disini kita mengatur jumlah visitor yang bertambah dalam satuan waktu, jadi di awal test berapa visitor, dan diakhir test berapa visitor. Semua visitor akan tetap berada di website kita selama simulasi ini. Test ini yang paling berat, dan paling bagus untuk melihat performa website ketika visitor bertambah dan merequest dalam waktu yang bersamaan.
Cari kapasitas website
Lakukan beberapa kali test, lihat error dan batas dimana tes dihentikan karena website tidak merespon lagi. Perhatikan nilai rata-rata kecepatan loading dan error rate. Perbedaan theme, plugin, dan konfidurasi lainnya akan menghasilkan nilai yang berbeda. Jadi test ini lumayan valid untuk melihat perubahan kecepatan website dan kapasitas visitor hosting/VPS, jika kita melakukan pengaturan konfigurasi pada website.
Untuk website wpidn ini, hasilnya untuk 1000 visitor datang bersamaan setiap detik selama 30 detik, saya mendapat 9.5% error (404). Untuk hosting $5/bulan rasanya sudah cukup bagus, dan performa website ini lebih buruk sebenarnya dari review VPS Upcloud ini sebelumnya.
Untuk kapasitas website, sepertinya sudah lebih dari cukup, karena pengunjung wesite ini per detik jauh sekali dari simulasi yang saya buat. wpidn.com tidak mendapatkan adanya error untuk 500 visitor per detik, yang kalau dikonversikan sekitar 42 juta request per hari, sebuah angka yang sangat aman jika melihat pengunjung sekarang.
Apakah tidak perlu menaikkan atau mengoptimasi server lagi? Tentu tidak, meningkatkan spesifikasi server, melakukan optimasi website, akan membuat kecepatan website lebih cepat, dan kapasitas hosting/VPS yang lebih besar. Kamu bisa melihat skore kecepatan website dengan Google Lighthouse, pingdom tool, dan lainnya, dan mempertimbangkan nya untuk menentukan kebutuhan hosting/VPS kita.
Cara manual mengetahui kapastas website
Untuk cara manual tanpa software, script, dan tool tambahan, kita bisa mengetahui kapastias website, tapi tanpa angka yang pasti, dan perlu lebih banyak waktu.
Cari tahu kapan waktu tersibuk website kamu, atau jam dimana pengunjung paling banyak. Untuk mengetahuinya, perlu melihat data dan grafik dari analitik plugin, salah satu plugin wajib untuk Wordpress. Data analitik yang terbaik tentu saja Google Analytic, lihat data per hari dan per jam, lihat trend di jam berapa pengunjung terbanyak.
Di Google analytics kita juga bisa melihat pengunjung real time atau yang sedang masuk ke website kita saat itu. Coba browsing masuk ke website kita pada jam tersibuknya. Coba browsing dari beberapa device, PC, handphone dengan icognito mode atau private browsing, supaya bersih dari cache dan cookies. Lihat kecepatan dan waktu loadingnya, jika kita rasa terlalu lama dan lambat dari jam biasa, maka mungkin disitulah kira-kira kapasitas hosting/VPS/website kita. Dari data pengunjung real time, kita bisa mengetahui kapan website kita sudah mulai berat dan tidak lagi mempunyai performa yang stabil, sehingga kita bisa mengantisipasi jika pengunjung kita sudah mulai naik secara stabil.
terimakasih Mas, sangat bermanfaat